Ketua Umum DPP LDII, Prof. Dr. Ir. KH. Abdullah Syam M.SE. dalam sambutannya mengatakan, ia menyoroti pembuatan mobil listrik dilihat dari tiga pilar; pertama, apakah layak pada lingkungan, layak teknisnya, layak terhadap sosial atau tidak.
Seperti yang diketahui, adanya pemanasan global serta perubahan iklim yang diakibatkan ekosistem hutan semakin berkurang, keragaman hayati semakin berkurang, yang pemanfaatannya kurang bijak. Ekosistem yang tidak seimbang.
Dan di sisi lain industri mobil hingga kini masih menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil, yaitu batu bara. Yang akan meningkatkan akumulasi karbon monoksida, sehingga merusak lapisan ozon sebagai filter sinar ultraviolet ke bumi.
Karena itu, jika pelaku industri fokus kepada mobil listrik, setidaknya sumber daya manusia juga bisa mengurangi masalah karbon monoksida tersebut. Terkait masalah lingkungan, mobil listrik dianggap sebagai salah satu solusi mengurangi dampak negatif dari penggunaan bahan bakar fosil.
“Untuk kontribusi pada masyarakat, sebagai lembaga dakwah, LDII mendorong hal ini, kita peduli,” kata Abdullah Syam.
Wakil Ketua DPR Aziz Syamsudin yang hadir sebagai keynote speech hair itu, menyambut baik dengan apa yang dilakukan LDII dalam pembahasan mobil listrik selain membahas lingkup keagamaan.
Langkah LDII menurut Syamsuddin bisa sebagai tutor terdepan memberikan ide-ide untuk persiapan mobil listrik skala nasional yang dalam banyak hal perlu mendapat perhatian praktisi maupun masyarakat luas.
Syamsuddin menekankan, “Kalau bisa, mobil listrik ini dimulai dari kendaraan yang terjangkau masyarakat. Pikirkan juga tempat charging-nya (isi ulang tenaga), bagaimana nantinya nilai ekonomis mobil itu menjadi daya tarik si pembeli.”
Ia menambahkan, "Baterai lithium ion dari mobil listrik, salah satunya juga harus diperhatikan karena akan menjadi sampah nantinya jika sudah tidak terpakai,” katanya.
Dalam FGD ini juga hadir Ketua Umum LDII Prof Abdullah Syam, anggota Komisi VI DPR Singgih Januratmoko, anggota DPR dari Komisi VIII DPR Hajjah Endang Maria Astuti, serta dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Dedid Cahya Happyanto yang menjadi pembicara inti pengenalan sistem mobil listrik.
Dedid mengatakan dalam penggunaan mobil listrik selain efisien pada energi BBM juga ramah lingkungan, karena pengurangan polusi udara dan panas bumi.
Ia menjelaskan perlu adanya persiapan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mobil listrik ini, tentu perlu mencetak ahli mobil listrik untuk perawatan mobil, sesuai perkembangan nya dan kecanggihan mobil listrik tersebut.(umi/lines/ldii.or.id)