Jakarta (21/9). DPP LDII menyambut rombongan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh. Mereka melakukan kunjungan ke ponpes-ponpes sekaligus silaturahim dengan LDII di Jawa Timur dan Madura.
Di Jakarta, mereka disambut Ketua DPP LDII Prof. Darsono, Anggota PAD DPP LDII Dwi Pramono dan Wilnan, Ketua Bidang PAD DPP LDII Aceng Karimullah, serta Ponco Budiman, OKK DPP LDII. Sembilan orang rombongan. Kunjungan itu diawali dengan hasil pengamatan Tgk. Muzakir Raudhatul Ma'arif dari Aceh Timur.
Ia dan rombongan melakukan studi banding dan melihat keadaan pusatnya kegiatan keilmuan LDII, yaitu di Ponpes Wali Barokah Kediri, dari tanggal 14 sepetember 2019. Ia mengagumi cara santri LDII menerapkan kebersihan di lingkungannya.
“Kami melihat tradisi pondok, tempat, lalu sampai menaiki menara Asmaul Husna. Kami juga kunjungi ponpes gading Mangu, Ponpes Lirboyo, Ponpes Tebu Ireng, lalu ponpes di Bangkalan, Madura. Kami mengunjungi PPM LDII di Bangkalan,” ujarnya.
Ia dan rombongan MPU Aceh Besar turut mempelajari perkembangan LDII. Banyak ucapan LDII sesat. Setelah ditelusuri, semua semua tidak benar. Ia menghimbau, terkait masalah agama di Aceh harus hati hati. Tidak semua warga Aceh terbuka soal pemahaman agama, terutama di daerah pelosok.
“Orang diajak sholat tidak mau, tapi jika ada isu aliran sesat, mereka warga Aceh mengangkat senjata. Jika ada orang di kampung pelosok pakai sorban dan berjenggot, akan dianggap Wahabi. Namun perbedaan furu’iyah itu sebenarnya masalah biasa. Silahkan mau ikut Hambali, Hanafi, dan sebagainya. Hal terpenting menjaga ukhuwah Islamiyah,” ujarnya.
Tentu tidak ada yang ingin keadaan umat berkonflik seperti di Timur Tengah. Pemuka agama Aceh Besar sekaligus mantan tokoh juru runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Tgk. T. Abdul Muthalib berharap terus perdamaian dapat terus terjaga.
Dengan perdamaian Aceh yang sudah berjalan selama 14 tahun, jangan sampai meninggalkan benih-benih kebencian pada anak cucu kita. Jika terjadi konflik, menurutnya empat hal ini akan hancur; dimensi pendidikan, ekonomi, moral, dan infrasturktur.
“Konflik ini harus diredam, jangan ada lagi konflik politik, jangan kita tinggalkan pada anak kita apalagi konflik masalah agama. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Jika kita hantam akan terjadi api, maka kita pelan-pelan padami. Alhamdulillah kita sampai sini sudah terang. Kita akan memberikan Keterangan yang jelas pada warga di Aceh,” ujarnya.
Orang yang biasa disapa Tengku Abun ini meminta, jika DPP LDII ada mubalig di Aceh harus diberi pemahaman bagaimana kondisi di Aceh. Seringkali kesalahan dimulai dari kurang tabayyun. Semua berharap kunjungan ini menjadi awal yang baik.
“Kami berharap bisa disosialisaikan kepada teman-teman, jika selama ini menimbulkan kesan yang tidak sesuai kenyataan, bisa disosialisaikan dengan sebenar-benarnya,” ujar Prof. Sudarsono menutup pertemuan.*/ldii.or.id