Selasa, 15 Oktober 2019

Makanan yang Dibakar Bisa Memicu Kanker?

Share & Comment


Indonesia negara yang beragam budaya, tak terkecuali kulinernya. Wisata kulinernya menyajikan ragam bumbu dan cara memasak. Tapi, tahukah kamu ada cara pengolahan makanan yang harus diwaspadai, yaitu dengan cara dibakar atau dikukus.

Cara pengelohan tersebut memang sudah marak sejak dahulu dan menjadi kekayaan kuliner nusantara. Banyak kedai dan resto yang menyajikan sajian bakar berupa ikan bakar, ayam bakar, steak, sate, hingga nasi bakar. Tentu saja, jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan penyakit.

Makanan yang dibakar memiliki cita rasa pahit yang digemari berbagai kalangan. Namun, konsumsi makanan yang dibakar itu bisa memicu kanker, terutama kanker saluran pencernaan bagian atas. Banyak pakar kesehatan yang menguatkan pendepapat ini, pertama dari Dokter Ronald A. Hukom, dokter spesialis penyakit dalam, hematologic dan onkologi, medik RS Kanker Dharmais.

“Ya, makanan yang dibakar memang bisa meningkatkan risiko kanker, terutuama kanker saluran cerna bagian atas seperti kerongkongan dan rongga mulut. Bisa juga menimbulkan resiko kanker pada lambung,” ujarnya.

Selain kebiasaan mengkonsumsi bagian yang gosong pada makanan yang dibakar, kebiasaan makan makanan yang terlalu panas juga memicu resiko kanker. Daging merah yang diolah dengan dibakar resiko pemicu kanker lebih besar daripada daging putih (ayam, ikan, dan sebagainya). Jika diolah terlalu matang pun (bahkan sampai gosong), pemicu kankernya kian meningkat.

Ada suatu zat senyawa kimia pemicu kanker yang muncul akibat memasak dengan suhu terlalu tinggi, yaitu heterocyclic amines atau HCAs. Daging yang dimasak dengan suhu tinggi banyak mengandung HCAs.

Agar resiko kanker berkurang, maka masak makanan dengan suhu dan waktu yang oiptimal. Meski dengan suhu rendah dan waktu matang masakan yang lebih lama, jika zat pemicu kanker berkurang tentu lebih baik. Zat HCAs berkurang dengan signifikan saat memasak daging disuhu rendah.

Ahli Gizi Departemen Nutrisi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Saptawati Bardosono mengungkapkan, proses pembakaran makanan baik dengan arang atau lainnya sering dibarengi dengan pembentukan arang atau gosong. Gosong pada makanan ini berbahaya karena mengandung atom karbon, yang dalam jumlah banyak memicu kanker (zat karsinogenik).

Jadi ada tips untuk menghindari kanker saat memasak makanan yang dibakar.

1. Pilih daging yang tidak terlalu berlemak. Daging yang berlemak saat dibakar akan meneteskan lemak sehingga api akan membakar daging serta menciptakan asap berlebihan. Di sini proses zat karsinogenik terbentuk

2. Lebih baik pilih daging yang mengandung sedikit lemak dan dimasak dengan temperature sedang. Cara ini jauh lebih baikuntuk emncegah terbentuknya zat karsinogen

3. Rendamlah daging di dalam bumbu terlebih dahulu. Hasil penelitian The American Institute for Cancer Research menyimpulkan bahwa merendam daging dalam bumbu sekitar 30 menit dapat mengurangi pembentukan zat karsinogen. Pemilihan bumbu juga harus berhati-hati. Pilih yang tradisional dan alami untuk mengurangi HCAs dalam daging.

4. Hindari memasak daging dalam waktu terlalu lama di atas temperature tinggi, karena dapat memicu paparaan peningkatan zat karsinogen

5. Sebaiknya daging diiris tipis supaya cepat matang

6. Mengkonsumsi daging olahan yang dibakar dapat memicu kanker, sebaiknya dihindari

7. Pilih panggangan yang tidak bersentuhan dengan api. Pembakaran dengan cara ini dapat menghindari daging terbakar yang memicu kanker.

Jadi jangan takut mengkonsumsi makanan yang dibakar. Asalkan cara pengolahannya benar dan tidak berlebihan, manfaat nutrisi dan gizinya pun bisa kita konsumsi.*/ldii.or.id

Tags:
 
Copyright © DPW LDII Papua Barat |Created By s@e| Templateism.com