Jumat, 01 Februari 2019

Sekilas Gerakan Pramuka LDII

Share & Comment

Satuan Komunitas Pramuka Sekawan Persada Nusantara atau disingkat Sako SPN, merupakan satuan pramuka di bawah binaan LDII.

Sebagai organisasi masyarakat dengan fokus dakwah Islam, LDII tentu sangat peduli dengan pembinaan generasi muda. Sederet program dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus diperbaiki, demi menghasilkan generasi yang siap berkontribusi pada nusa bangsa sesuai perkembangan zamannya.

Meskipun gerakan Pramuka sudah ada sejak Lemkari, namun perintisan gerakan Pramuka oleh DPP LDII dimulai pada akhir 2010. Saat itu, LDII berkesempatan diterima oleh Menpora Andi Mallarangeng di rumah jabatannya, jl. Widya Candra. Menpora berkumis khas nan tebal itu antara lain menjelaskan adanya Undang-Undang no. 12 tahun 2010 tentang pramuka, yang baru saja disahkan oleh DPR dan presiden.

Dengan penuh semangat, layaknya dosen yang sedang memberi penjelasan pada mahasiswanya, ia menerangkan panjang lebar, tentang Satuan Komunitas Pramuka. Suatu komunitas berbasis profesi, aspirasi, ataupun agama,  dapat membentuk struktur kepengurusan Sako Pramuka mulai dari tingkat gudep sampai tingkat nasional. Mallarangeng yang masa remajanya sangat akrab dengan LDII di wilayah Makassar, mengharapkan LDII dapat membentuk Sako Pramuka.

Merespon harapan Menpora, LDII tak serta merta mendirikan Sako Pramuka. Pengurus DPP perlu mempertimbangkan bermacam hal. Pada saat itu LDII sudah memiliki sekitar 24 gudep binaan yang tersebar di Jabodetabekten. Ke 24 gudep tersebut adalah gudep teritorial khusus Islam, yang berpangkalan di Masjid maupun Pondok Pesantren.

Di antara gudep tersebut ada yang sudah berdiri sejak ahun 1980an, yaitu Gudep Fatahillah di Jakarta Utara.

Kumpulan Gudep tersebut membentuk kepengurusan bersama yang diberi nama Kordinator. Kemudian berikutnya menjadi Gudep Sekawan, dengan arti berkawan (pertemanan). Secara berkala melakukan kordinasi dan kegiatan bersama.

Sebenarnya kegiatan antar gudep lintas cabang bahkan lintas provinsi tersebut belum ada payung hukumnya. Saat itu beberapa pengurus di masa Kordinator maupun di masa  Gudep Sekawan sudah menanyakan ke Kwartir untuk mohon melegalkan perkumpulan antar Gudep tersebut, namun belum ada aturannya yang membolehkan.

Dengan disahkannya UU no.12/2010 menjadi peluang untuk melegalisir forum Gudep Sekawan, yang selanjutnya dapat membentuk struktur sampai tingkat nasional. Mengenai seragam, Menpora saat itu menjelaskan bahwa Sako diperbolehkan mempunyai seragam khas sendiri.

Demikian juga materi kurikulum Pramukanya, sesuai dengan materi komunitasnya. Saat itu Menpora juga menjelaskan bahwa untuk membentuk Sako tingkat nasional, hanya diperlukan 2 Sako tingkat provinsi, yang tiap provinsi punya 2 Sako Cabang kota/kabupaten, dan tiap cabang punya 2 gudep di kecamatan berbeda. Hal ini masih berupa keterangan lisan, belum keluar aturan pelaksanaannya.

Selanjutnya ternyata aturan pembentukan Sako Pramuka berubah menjadi minimal tiga Gudep untuk menjadi Sakocab, tiga Sakocab untuk menjadi Sakoda, tiga Sakoda untuk menjadi nasional. Selagi proses penyusunan aturan masih simpang siur, kami tetap berusaha melengkapi persyaratan pembentukan Sako Pramuka, dengan membentuk Gudep-gudep sebagai pelengkap Sakocab yang kurang.

Setelah pertemuan di rujab tersebut, beberapa kali kami bertemu dengan Menpora, selalu bertanya, “Apakah sudah membentuk Sako Pramuka?”. Ketua Departemen Pemuda, Olahraga dan Seni Budaya DPP LDII, menjadi sasaran pertanyaan Menpora.

Menunjukkan keseriusannya dalam pembinaan generasi muda, LDII pada Munas, Maret 2011, di Surabaya, menyisipkan kata “kepanduan” pada Departemen Pemuda, Olahraga dan Seni Budaya menjadi Departemen Pemuda, Kepanduan, Olahraga dan Seni Budaya.

Dengan disisipkannya kata “Kepanduan”, menjadi Departemen PKOSB tersebut, tidak serta merta terbentuk Sako Pramuka. Tapi paling tidak menjadi titik awal legitimasi upaya pembentukan Sako Pramuka pada komunitas LDII. Selanjutnya diperlukan berbagai kegiatan sosialisasi, baik di internal pengurus DPP, Wanhat, maupun  grassroot di berbagai daerah, untuk memberikan penjelasan perlunya pembentukan Sako Pramuka bagi pembinaan karakter generasi muda.

Berbekal komunikasi yang intens tentang perkembangan pembentukan SAKO pada Kwarnas, maka pada 21 Agustus 2011 diselenggarakan Deklarasi Perintisan Satuan Komunitas Gugusdepan Sekawan yang berbasis di masjid, di Pondok Minhaajurrosyiddin, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur. Pada kesempatan itu, kak Azrul Aswar menyerahkan SK Ketua Kwarnas No. 142 th. 2011, bertanggal 19 Agustus 2011, tentang Penunjukkan Kordinator Persiapan Pembentukan Calon Satuan Komunitas Pramuka Sekawan Persada Nusantara, yang berbasis masjid.

Sebagai kegiatan besar pertama, Kordinator Persiapan CaSako SPN, yang diketuai Kak H. Ashar Budiman, S.E., mengadakan kegiatan Kemah Besar di Cikeas pada 23-26 Desember 2011. Perkemahan ini dihadiri 1000 peserta pramuka penggalang & penegak, dari gudep-gudep yang berada di provinsi DKI Jakarta, Jabar, Banten, Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara. Kembes 2011, yang disertai beberapa lomba antar regu tersebut,  dibuka oleh ka Kwarnas, kak Azrul Aswar, juga dihadiri oleh kak Rathoyo Rasdan, Asdep Kemenpora.

Sementara itu, ternyata terjadi perubahan-perubahan aturan penyelenggaraan Satuan Komunitas Pramuka. Tercatat setelah keluar Jukran no. 02 pada Januari th. 2012, berikutnya keluar Jukran no. 177 Desember 2012. Selain itu, sosialisasi yang kurang menyeluruh di jajaran Kwartir, menyebabkan kami sering menjumpai kendala ketika mendaftarkan gudep yang berbasis pondok pesantren maupun masjid. Dikarenakan pengurus Kwarran atau Kwarcab belum mengerti adanya UU no. 12/2010 maupun Jukrannya.

Pada 25-26 Mei 2012, Perintisan CaSako SPN mengadakan Lomba Regu Prestasi di Ponpes Minhaajjurrosyiddin, Lubang Buaya. 520 peserta penggalang putra putri dari berbagai Gudep Sekawan se-Jabodetabekten, mengikuti berbagai lomba antar regu maupun perorangan, antara lain: Azan, Dakwah, Tilawatil Qur’an, Pidato Bahasa Inggris, Puisi Islami, Mewarnai Gambar Masjid, Tekpram, PBB. Kegiatan yang dihadiri Andalan Kwarnas ini juga menunjukkan eksistensi CaSako SPN dalam pembinaan karakter generasi muda melalui kegiatan pramuka.

Kendala-kendala komunikasi dengan kwartir di tingkat ranting maupun cabang itu, akhirnya kami sampaikan ke kwarnas, melalui kak Iman pada kak Amaroso selaku waka Kwarnas bid Organisasi dan Kerma. Saat  melaporkan perkembangan Pembentukan Sako SPN dan persiapan memberangkatkan kontingen Persiapan Sako SPN mengikuti Jambore Asean di Thailand pada 2013.

Alhamdulillah menjelang Munas Kwarnas 2013, pada 24 November 2013, di gedung Kwarnas, kak Azrul Aswar berkenan mengukuhkan dan melantik Mabi dan PinSako SPN bersama Sako SIT. Mabi Sakonas SPN diketuai oleh kak Prasetyo Sunaryo, dengan Ketua PinSakonas kak Ashar Budiman.

Program utama Sakonas SPN dibawah kepemimpinan kak Ashar Budiman, adalah penataan internal dan sosialisasi pembentukan Sako SPN di daerah-daerah. Alhamdulillah pada masa kepemimpinannya telah dikukuhkan dan dilantik Sakoda Lampung dan Sakoda Jawa Barat. Sako SPN juga berkesempatan mengirimkan 150 peserta pada Jambore Nasional 2016 di Cibubur.

Usai Munas LDII th. 2016, mulai dilakukan penataan kepengurusan Sakonas SPN. Pada 11 Mei 2017, di Ponpes Minhaajjurrosyiddin, Lubang Buaya-Pondok Gede, kak Adhyaksa Dault melantik dan mengukuhkan Mabi dan PinSakonas SPN. Ketua Mabi masih dijabat kak Prasetyo Sunaryo, dan sebagai ka Pinsakonas SPN oleh Kak Edwin Sumiroza. Periode kepengurusan melanjutkan periode sejak 2013 sampai 2018.

Saat ini beberapa kegiatan tingkat nasional telah dilaksanakan oleh Pinsakonas SPN, antara lain: Temu Penegak Pandega Nasional Sako SPN 2017 di Sawangan. Kemudian diikuti kegiatan serupa di tingkat daerah dan cabang.

Pada tahun berikutnya Sakonas SPN mengadakan Kemah Besar Nasional atau disebut Kembesnas Sako SPN th. 2017 di Munjul, Soreal, Tangerang, Banten. Diikuti oleh 1300 peserta dari 10 provinsi. Sebelumnya telah didahului kegiatan Kembesda Sakoda SPN Banten di lokasi yang sama, dengan 500 peserta.

Sampai akhir 2018 telah dikukuhkan dan dilantik 7 Sakoda: Lampung, Jabar, Jatim, DIY, Sulteng, Sumsel, DKI. Sosialisasi dan penataan terus dilakukan oleh Sakonas SPN, agar kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan di berbagai tingkatan Sako SPN dapat benar-benar bermanfaat bagi pembentukan dan penguatan karakter peserta didik juga siapapun yang terlibat dalam proses kepramukan tersebut. Karena pramuka sejak zaman Lord Baden Powell dengan scout, pembentukan pandu zaman Belanda sampai dilebur menjadi pramuka pada 1961, dan sampai saat ini, telah terbukti dapat membina karakter generasi muda menjadi lebih baik. Tentunya bila dilakukan sesuai kaidah dan nilai-nilai acuan kepramukaan yang telah disepakati.

Apalagi dalam komunitas LDII terdapat nilai-nilai 6 thobiat luhur, dalam kemasan materi Quran Hadist yang diterapkan pada kegiatan kepramukaan Sako SPN, insyaa Alloh dapat membentuk generasi yang lebih baik mencapai 3 sukses generus: Alim-faqih, akhlakul karimah dan mandiri.

Menyongsong era disrupsi 4.0, kiranya perlu lebih serius memerankan pramuka sebagai media latih 6 thobiat luhur, guna mempersiapkan generasi muda sehingga bisa menjadi generasi yang unggul berdaya saing dan berdaya guna menjadi leader, creator  dalam kancah perkembangan peradaban dunia.

Adityo Handoko

Sekretaris Sakonas SPN

Ketua Departemen PKOSB DPP LDII

Tags: ,
 
Copyright © DPW LDII Papua Barat |Created By s@e| Templateism.com