Sepotong surga bisa dihadirkan di
dunia melalui keluarga yang bahagia dan tenteram. Caranya, baik suami
dan istri, serta anak-anak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana yang
Allah SWT dan Rasulullah SAW perintahkan.
“Baiti jannati, rumahku adalah
surgaku, merupakan cita-cita nabi Muhammad SAW dalam berumah tangga,”
kata Ustadz Toyyibun dalam ceramahnya di mesjid Baitul Faqih. Dia juga
memberikan tips mewujudkan kehidupan berumah tangga seperti kehidupan di
surga.
Dunia terkecil di alam semesta ini
ialah keluarga. Pada umumnya, keluarga terdiri dari orangtua dan anak.
Masing-masing anggota keluarga ini memiliki hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi agar terwujud sebuah rumah tangga yang harmonis dan bahagia.
Dalam ceramahnya untuk warga LDII pada
tingkat PC dan PAC se-kota Depok di masjid Baitul Faqih (22/3), Ustadz
Toyyibun menjelaskan bahwa rumah tangga yang baik adalah rumah tangga
yang semua anggota di dalamnya bisa saling menghormati dan saling
menghargai, mengerti hak dan kewajiban masing-masing. Orangtua bisa
menghargai anaknya dan anak bisa menghormati orangtuanya.
“Orangtua harus memperhatikan
pendidikan anak-anak terutama pendidikan agamanya. Anak adalah tambang
emas bagi orang tua apalagi ketika orang tua sudah meninggal, maka doa
anak-anaklah yang bisa menjadi tambahan pahala bagi orang tua,” kata
Ustadz Toyyibun. Salah mendidik anak memang merupakan kesalahan fatal
yang dapat menyengsarakan orangtua di dunia bahkan di akhirat, karena
baik buruknya peramutan orangtua pada anak akan dipertanggung jawabkan
di sisi Allah SWT.
“Didiklah anak sesuai contoh di dalam
Alquran, misalnya, membiasakan memanggil anak dengan sebutan ‘nak’
seperti yang dilakukan oleh Luqman dan Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya.
Bila hal itu sering dilakukan, maka lama kelamaan rasa menghormati pada
orangtua akan tertanam di hati anak,” tambahnya.
Sesibuk apapun kegiatan masing-masing
anggota keluarga, hak dan kewajiban masing-masing tetap harus terpenuhi.
Seorang istri, misalnya, sesibuk apapun pekerjaannya istri tetap
mempunyai kewajiban taat dan hormat pada suami. Contoh lagi, setua
apapun usia anak, dia tetap punya kewajiban taat dan menghormat pada
orangtua.
Selain itu, Ustadz Toyyibun juga
menyarankan pada orangtua untuk menciptakan suasana damai di dalam rumah
dengan membiasakan berkata yang baik-baik dan meramaikan rumah dengan
lantunan Alquran yang dibacakan oleh masing-masing anggota keluarga.
“Jangan memaki-maki anak karena apapun yang diucapkan orang tua pada
anaknya adalah doa. Buat waktu berkualitas dengan bersama-sama membaca
Alquran. Ayahnya baca, ibunya baca ya anak-anaknya juga ikutan baca,
biar suasana tenteram tercipta di dalam rumah,” kata ustadz yang berasal
dari Solo ini.
Di dalam setiap rumah tangga wajar
terjadi ketidakcocokkan atau muncul beberapa masalah yang membuat sedih.
Maka cara terbaik menghadapinya ialah bersabar dan bersikap tenang
dalam menyelesaikan masalahnya. Hindari kata-kata kasar atau bentakan
yang hanya akan memperparah keadaan. (ldii.or.id)