Minggu, 13 Maret 2016

Keindahan Surga di Depan Mata

Share & Comment

Sepotong surga bisa dihadirkan di dunia melalui keluarga yang bahagia dan tenteram. Caranya, baik suami dan istri, serta anak-anak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana yang Allah SWT dan Rasulullah SAW perintahkan.
“Baiti jannati, rumahku adalah surgaku, merupakan cita-cita nabi Muhammad SAW dalam berumah tangga,” kata Ustadz Toyyibun dalam ceramahnya di mesjid Baitul Faqih. Dia juga memberikan tips mewujudkan kehidupan berumah tangga seperti kehidupan di surga.
Dunia terkecil di alam semesta ini ialah keluarga. Pada umumnya, keluarga terdiri dari orangtua dan anak. Masing-masing anggota keluarga ini memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi agar terwujud sebuah rumah tangga yang harmonis dan bahagia.
Dalam ceramahnya untuk warga LDII pada tingkat PC dan PAC se-kota Depok di masjid Baitul Faqih (22/3), Ustadz Toyyibun menjelaskan bahwa rumah tangga yang baik adalah rumah tangga yang semua anggota di dalamnya bisa saling menghormati dan saling menghargai, mengerti hak dan kewajiban masing-masing. Orangtua bisa menghargai anaknya dan anak bisa menghormati orangtuanya.
“Orangtua harus memperhatikan pendidikan anak-anak terutama pendidikan agamanya. Anak adalah tambang emas bagi orang tua apalagi ketika orang tua sudah meninggal, maka doa anak-anaklah yang bisa menjadi tambahan pahala bagi orang tua,” kata Ustadz Toyyibun. Salah mendidik anak memang merupakan kesalahan fatal yang dapat menyengsarakan orangtua di dunia bahkan di akhirat, karena baik buruknya peramutan orangtua pada anak akan dipertanggung jawabkan di sisi Allah SWT.
“Didiklah anak sesuai contoh di dalam Alquran, misalnya, membiasakan memanggil anak dengan sebutan ‘nak’ seperti yang dilakukan oleh Luqman dan Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya. Bila hal itu sering dilakukan, maka lama kelamaan rasa menghormati pada orangtua akan tertanam di hati anak,” tambahnya.
Sesibuk apapun kegiatan masing-masing anggota keluarga, hak dan kewajiban masing-masing tetap harus terpenuhi. Seorang istri, misalnya, sesibuk apapun pekerjaannya istri tetap mempunyai kewajiban taat dan hormat pada suami. Contoh lagi, setua apapun usia anak, dia tetap punya kewajiban taat dan menghormat pada orangtua.
Selain itu, Ustadz Toyyibun juga menyarankan pada orangtua untuk menciptakan suasana damai di dalam rumah dengan membiasakan berkata yang baik-baik dan meramaikan rumah dengan lantunan Alquran yang dibacakan oleh masing-masing anggota keluarga. “Jangan memaki-maki anak karena apapun yang diucapkan orang tua pada anaknya adalah doa. Buat waktu berkualitas dengan bersama-sama membaca Alquran. Ayahnya baca, ibunya baca ya anak-anaknya juga ikutan baca, biar suasana tenteram tercipta di dalam rumah,” kata ustadz yang berasal dari Solo ini.
Di dalam setiap rumah tangga wajar terjadi ketidakcocokkan atau muncul beberapa masalah yang membuat sedih. Maka cara terbaik menghadapinya ialah bersabar dan bersikap tenang dalam menyelesaikan masalahnya. Hindari kata-kata kasar atau bentakan yang hanya akan memperparah keadaan. (ldii.or.id)
Tags:
 
Copyright © DPW LDII Papua Barat |Created By s@e| Templateism.com